Friday, October 21, 2011

Kanser Bumi

matahari tegak angkuh di atas kepala..
memaculkan gemerlap cahaya di hujung rambut,
masih tidak seangkuh jiwa si pemilik rambut yang ulung,
yang selalu meneriak ke matahri dgn kata nistanya....

minda dilumpuhkan oleh rasa takut dan syak wasangka,

loceng bergempita di gereja

seruling beralunan di kuil

azan berkumandang di masjid

tiada keamanan yang akan bersinar..
selagi pengaruh neokolonialism masih berkuasa

Duduk di kalangan orang-orang seperti bayang-bayang,
Duduk berdiam seperti air pasang,
Laskar menginjak-injak dengan tekidanto yang gemuruh dari bumi dan udara,
Raja-raja dan canselor memberikan arahan...
Hanya lalat dan langau kenal tuan badan..


Kecut tersusun rangkanya,
Gergasi kepalanya tidak sama tubuhnya,
yang dijamah tenusu ibunya,
Hanya menanti saja sang malaikat itu menjemputnya

Bertapakkan kulit, bersarungkan nanah..
Memuja semangkuk rezeki
Mengemis setitis air
Air mata tidak memilih tempat untuk jatuh
Dan tidak memilih waktu untuk menitis
Tiada pengakhiran dan penghujungnya
Sindrom kanser bumi yang nyata

No comments:

Post a Comment