Monday, April 15, 2013

Semangat jingga

Semangat bentara telah lama terkobar,
Bahtera jingga menjadi asas perjuangan,
Tarikh keramat sudah terwarta,
Hanya kuasa jemari menentukan siapa hulubalang sebenarnya..

Sunday, January 15, 2012

Perempuanku...

Kini aku menulis..
Bersama-sama titis-titis air yang menemani
Menyembah di jendela mematung diri di kelebatan hujan
Mata pena ku mulai bergerak oleh persentuhan kemanusiaan
Hati mulai sesat..
Dimana perempuan yang seperti bidadari
Sentiasa menari-nari dipelupuk mata
Imaginasiku diantara ilayang yang bergoyang
Bangunkanku dari belenggu mimpi..Oh...
Ternyata disini perempuanku
Perempuan dari rajut benang sutera emas
Begitu indah…
Meskipun seutas talinya telah putus

Ya kata-kata ini kurangkai untuk perempuanku
Yang tak pernah mengeluh
Apalagi mempermainkan kesabaranku

Dia memang perempuanku
Yang mewarnai hatiku dengan cinta
Sampai aku mampu bertahan...

Friday, October 21, 2011

Kanser Bumi

matahari tegak angkuh di atas kepala..
memaculkan gemerlap cahaya di hujung rambut,
masih tidak seangkuh jiwa si pemilik rambut yang ulung,
yang selalu meneriak ke matahri dgn kata nistanya....

minda dilumpuhkan oleh rasa takut dan syak wasangka,

loceng bergempita di gereja

seruling beralunan di kuil

azan berkumandang di masjid

tiada keamanan yang akan bersinar..
selagi pengaruh neokolonialism masih berkuasa

Duduk di kalangan orang-orang seperti bayang-bayang,
Duduk berdiam seperti air pasang,
Laskar menginjak-injak dengan tekidanto yang gemuruh dari bumi dan udara,
Raja-raja dan canselor memberikan arahan...
Hanya lalat dan langau kenal tuan badan..


Kecut tersusun rangkanya,
Gergasi kepalanya tidak sama tubuhnya,
yang dijamah tenusu ibunya,
Hanya menanti saja sang malaikat itu menjemputnya

Bertapakkan kulit, bersarungkan nanah..
Memuja semangkuk rezeki
Mengemis setitis air
Air mata tidak memilih tempat untuk jatuh
Dan tidak memilih waktu untuk menitis
Tiada pengakhiran dan penghujungnya
Sindrom kanser bumi yang nyata

Tuesday, February 8, 2011

Surat Untuk TUAN...

Mengolok-olok "pemanasan global" ..haruskah??
Sebut saja "sesuatu para saintis impikan" haruskah??
Katakan "Ini tidak menyebabkan badai buruk, kamu percaya,?"
Permainan menarik yang disajikan oleh manusia

Pemanasan global adalah fakta mutlak,
Dengan kitaran saat alam atau tindakan manusia.
Tahun pada tahun, kemusnahan kutub lebih jauh menarik,
Dan spesies berhijrah untuk melestarikan habitat.

Spesies umum dari utara hingga ke selatan sungai
Kembali dari laut dan kehilangan arah.
Suhu air, pasti tampaknya,
Ikan Bingung mana telur untuk berbaring.

Isu yang sering dibangkitkan
Dan pencemaran melihat kehancuran bumi kita yang menakjubkan
Kalian nampaknya hanya tersenyum. . .
Sambil menghitung fulus yang kalian impikan

Bila wang kalian ditumpuk ke langit
Adakah kalian hanya tertawa.?? . . dan membeli langit lain??
Atau ketika suasana kental dengan minyak
Mahukah kalian datang dan bergabung dengan kami ketika kami mati?

Atau kalian akan membina sendiri sebuah bilik
Yang akan menyokong sepanjang hidup. . .
Jangan lupa pastikan mempunyai ruang untuk semua keperluan
Plus teman-teman dan rakan - anak-anak dan isteri

Ya, aku tahu kalian tidak mengendahkan amaran
Sebaliknya kalian lebih suka memberi dengan murah hati ketika bencana melanda
"Undila Saya" bahana politik yang kalian perjuangkan
Kenyataan... Bahawa wang adalah tuan kita

Aku menghargai bahawa tempat-tempat seperti Antartika
Apakah jauh dari kod pos kalian
Tapi percayalah ketika bongkah ais mulai cair
Air akan datang balap di jalan kalian

Kalian boleh menghantar seribu roket ke Bulan
Tetapi pada dunia orang mati tidak ada jawapan
Kita di bawah sini, di bumi ini dan di laut ini
Perlu menghadapi cabaran bencana

Warkah kepada Mama : Tentang Calon Menantu

Mama yang tercinta

Akhirnya kutemukan juga jodohku

Seseorang yang bagai kau

Sederhana dalam tingkah dan bicara

Serta sangat menyayangiku



Terpupuslah sudah masa-masa sepiku

Hendaknya berhenti gementar rusuh

Hatimu yang baik itu yang selalu mencintaiku

Kerna kapal yang berlayar

Telah berlabuh dan ditambatkan

Dan sepatu yang berat serta nakal

Yang sering menempuh jalan-jalan yang berlubang

Kini..telah aku lepaskan

Dan berganti dengan sandal rumah

Yang tenteram, jinak dan sederhana..

Inilah warkah dari anakmu mama..

Monday, February 7, 2011

Otak Kabus

Aku duduk, menatap ...
Fikiranku kosong ...
Mataku melihat tapi tidak ...
Aku melihat melalui lensa kornea
Aku melihat tapi tidak melihat ...
Semua nyata, semua diputarbelitkan

Tindakan fikiran adalah sukar,
lambat dan menyakitkan.
Nadi berdenyut di dalam tengkorak
Seperti ada yang meraih sebuah kata ...
Memori tertanam
terputus-putus, tidak boleh diakses.

Untuk melihat tidak untuk memahami.
Visi diputarbelitkan seolah-olah
Tindakan yang sangat konsisten
Tenaga dialihkan,
Litar terganggu.
Sehingga membutakan otak ku

Visi dan fikiran yang terputus ...
Terganggu ...
Sebuah sentakan petir dilepaskan,
serat tubuh meletus kesakitan.
Aku harus mundur
terdiam.

Aku duduk, tak bergerak ...
Tubuhku dalam mod gerak lambat.
Untuk memaksa gerak menyakitkan ...
Otot melawan, gementar,
Rersentak dan kejang ...
Atau pergi lemas dan tidak berguna.
Berfikir terlebih dahulu, kemudian lakukan ...
tanpa arah, tanpa tumpuan
terkulai layu ...
Lesu dan tiada respon dari dalam..

Monday, November 15, 2010

Sucinya Pengorbanan Itu

meniti perjalanan kehidupan yang penuh onak duri,

banyak pengorbanan yang harus dan terpaksa dilakukan dan ditelan

menjadikan kita lupa bahawa kita masih ada hati kita sendiri untuk dijaga..

Pengorbanan yang dipersembahkan selalunya indah untuk dinikmati,

selalu di nanti...

Mampukah aku mengerti erti pengorbanan selama ini

setiap kali melihat senyum tawa insan yang tercipta diatas muka bumi ini

aku mengharap pengorbanan kali ini amat bermakna

Berilah aku kekuatan untuk menempuhnya berulang kali

tiadakah parut pada luka, tiadakah darah yang mendera

tiadakah sebutir belas, setitik kasihan?

Yang diharapkan Pengorbanan yang suci