Sunday, January 15, 2012

Perempuanku...

Kini aku menulis..
Bersama-sama titis-titis air yang menemani
Menyembah di jendela mematung diri di kelebatan hujan
Mata pena ku mulai bergerak oleh persentuhan kemanusiaan
Hati mulai sesat..
Dimana perempuan yang seperti bidadari
Sentiasa menari-nari dipelupuk mata
Imaginasiku diantara ilayang yang bergoyang
Bangunkanku dari belenggu mimpi..Oh...
Ternyata disini perempuanku
Perempuan dari rajut benang sutera emas
Begitu indah…
Meskipun seutas talinya telah putus

Ya kata-kata ini kurangkai untuk perempuanku
Yang tak pernah mengeluh
Apalagi mempermainkan kesabaranku

Dia memang perempuanku
Yang mewarnai hatiku dengan cinta
Sampai aku mampu bertahan...