meniti perjalanan kehidupan yang penuh onak duri,
banyak pengorbanan yang harus dan terpaksa dilakukan dan ditelan
menjadikan kita lupa bahawa kita masih ada hati kita sendiri untuk dijaga..
Pengorbanan yang dipersembahkan selalunya indah untuk dinikmati,
selalu di nanti...
Mampukah aku mengerti erti pengorbanan selama ini
setiap kali melihat senyum tawa insan yang tercipta diatas muka bumi ini
aku mengharap pengorbanan kali ini amat bermakna
Berilah aku kekuatan untuk menempuhnya berulang kali
tiadakah parut pada luka, tiadakah darah yang mendera
tiadakah sebutir belas, setitik kasihan?
Yang diharapkan Pengorbanan yang suci
Monday, November 15, 2010
Hati Yang Kacau
Malam ini buntu ku rasa
Jari-jemariku menari mengikut rentak
Tanpa lenggok melodinya hambar
Jiwa ini kosong ku rasakan
Aku terus-terus mengali di awangan
Tapi sayang…tak berlubang
Ingin ku bakar sayap kerinduan
Agar kenangan dulu hapus ku layar
Namun aku kaku di sini
Jiwa kacau…hati racau…
Sudahlah lupakan sahaja
Malam ini jadi batasan kita
Aku bagai menampar angin
Lalunya tidak…menghembus ke muka….
Jari-jemariku menari mengikut rentak
Tanpa lenggok melodinya hambar
Jiwa ini kosong ku rasakan
Aku terus-terus mengali di awangan
Tapi sayang…tak berlubang
Ingin ku bakar sayap kerinduan
Agar kenangan dulu hapus ku layar
Namun aku kaku di sini
Jiwa kacau…hati racau…
Sudahlah lupakan sahaja
Malam ini jadi batasan kita
Aku bagai menampar angin
Lalunya tidak…menghembus ke muka….
Wednesday, November 10, 2010
Sudah Sampai Waktunya
Bila sudah sampai waktunya
petik dan teruslah petik
bunga yang pernah kau tanam di hatiku
ambil lah hingga tak bersisa sedikitpun
dan bila memang tangisan mu reda
di ujung perjalanan antara kau dan aku
maka menarilah engkau bagai setangkai ranting
yang mungkin menghanyutkan mu ke hulu sungai bahagia
biarlah ku kenang diri mu di ujung jantung ku
atau sedikit mengigaui tentang kehilangan diri mu
di sisa-sisa tidurku
yang jatuh di kelopak mata ku
petik dan teruslah petik
bunga yang pernah kau tanam di hatiku
ambil lah hingga tak bersisa sedikitpun
dan bila memang tangisan mu reda
di ujung perjalanan antara kau dan aku
maka menarilah engkau bagai setangkai ranting
yang mungkin menghanyutkan mu ke hulu sungai bahagia
biarlah ku kenang diri mu di ujung jantung ku
atau sedikit mengigaui tentang kehilangan diri mu
di sisa-sisa tidurku
yang jatuh di kelopak mata ku
Subscribe to:
Posts (Atom)